HarianLampung.co.id – Simak informasi pengetahuan kesehatan dengan Mengenal Apa Itu Fimosis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Fimosis sering kali menjadi pertanyaan bagi beberapa orang, karena kondisi ini berkaitan dengan penis.
Fimosis dapat terjadi pada bayi, anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, fimosis seringkali merupakan kondisi fisiologis yang normal dan akan membaik seiring pertumbuhan.
Namun, jika fimosis terus berlanjut hingga usia anak-anak atau dewasa, dapat menjadi masalah yang memerlukan perhatian medis.
Gejala fimosis meliputi kesulitan membersihkan bagian bawah kulup, sulit buang air kecil, pembengkakan atau peradangan pada kepala penis, nyeri saat ereksi, dan kesulitan saat beraktivitas seksual.
Penyebab fimosis dapat beragam, termasuk kebersihan yang buruk, adanya infeksi atau peradangan, kondisi kulit tertentu seperti balanitis xerotica obliterans (BXO), dan faktor genetik.
Pengobatan fimosis tergantung pada tingkat keparahan dan dampak yang ditimbulkan. Pada fimosis fisiologis yang tidak menyebabkan masalah, perawatan mungkin tidak diperlukan.
Namun, jika fimosis menyebabkan masalah atau ketidaknyamanan, langkah-langkah pengobatan dapat mencakup perawatan topikal dengan krim kortikosteroid, peregangan kulup secara teratur, atau dalam beberapa kasus, tindakan bedah seperti sunat.
Apa Itu Fimosis?
Fimosis adalah kondisi yang kerap terjadi pada penis beberapa orang dewasa dan anak-anak yang tidak disunat.
Fimosis adalah kondisi di mana kulup penis tidak dapat ditarik kembali dari kepala penis. Kulup adalah lipatan kulit yang menutupi ujung penis atau glans.
Pada beberapa orang, kulup yang terlalu ketat atau tidak elastis dapat menyebabkan kesulitan atau ketidakmampuan dalam menarik kulup ke belakang.
Namun, jika mengalami fimosis atau phimosis ini, apa yang harus dilakukan?
Apa saja yang menjadi gejala, penyebab, dan cara mengatasi serta pencegahannya?
Jenis Fimosis
Ada dua jenis fimosis yang kerap terjadi, yakni fisiologis dan patologis. Untuk tipe fisiologis ini kerap dikaitkan dengan masa kanak-kanak yang akan hilang seiring bertambahnya usia.
Sementara untuk jenis patologis, ini dikaitkan dengan kondisi balanitis xerotica obliterans atau BXO.
Gejala Fimosis
Beberapa gejala fimosis adalah kulup Anda tidak bisa ditarik ke belakang (ditarik kembali), sehingga penis terlihat seperti memiliki cincin di sekitar ujungnya.
Selain itu, seseorang dengan fimosis mungkin memiliki gejala berupa kemerahan atau perubahan warna, pembengkakan (peradangan), rasa sakit, nyeri saat buang air kecil (disuria), dan nyeri saat ereksi atau aktivitas seksual.
Penyebab Fimosis
Berbagai alasan bisa menjadi penyebab dan akibat dari fimosis. Misalnya saja seperti kebersihan yang buruk. Ini sebenarnya bisa menjadi penyebab dan akibat dari fimosis.
Selanjutnya yang menyebabkan adalah kondisi kulit seperti eksim, psoriasis, lichen planus dan lichen sclerosus. Selain itu disebabkan cedera, infeksi, termasuk infeksi menular seksual (IMS).
Cara Mengatasi Fimosis
Untuk mengatasi fimosis, pertama-tama harus diketahui jenis fimosisnya terlebih dahulu. Fimosis fisiologis (kongenital) atau fimosis primer tidak perlu adanya pengobatan.
Sementara untuk fimosis patologis, disebut juga phimosis sekunder, ini yang memang perlu diobati. Berbagai tindakan dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter atau tim layanan kesehatan yang bisa Anda akses untuk dikunjungi.
Karena kemungkinan salah satu yang bisa dilakukan adalah sunat. Namun memang semua harus dikonsultasikan lebih lanjut.
Pencegahan Fimosis
Untuk pencegahan fimosis, tidak ada tindakan khusus yang perlu dilakukan. Ini terjadi pada fimosis fisiologis, karena hampir semua bayi baru lahir mengalaminya.
Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah kebersihan penis. Jadi orang tua atau pengasuh harus tahu bagaimana membersihkan penis anak balitanya.
Sumber: my.clevelandclinic.org
Conclusion
Fimosis adalah kondisi yang kerap terjadi pada penis beberapa orang dewasa dan anak-anak yang tidak disunat.
Ada dua jenis fimosis, yakni fisiologis dan patologis. Beberapa gejala fimosis adalah kulup Anda tidak bisa ditarik ke belakang (ditarik kembali), kemerahan atau perubahan warna, pembengkakan (peradangan), rasa sakit, nyeri saat buang air kecil (disuria), dan nyeri saat ereksi atau aktivitas seksual.
Berbagai alasan bisa menjadi penyebab dan akibat dari fimosis, seperti kebersihan yang buruk, kondisi kulit, cedera, infeksi, termasuk infeksi menular seksual (IMS).
Untuk mengatasi fimosis, pertama-tama harus diketahui jenis fimosisnya terlebih dahulu. Pencegahan fimosis dilakukan dengan menjaga kebersihan penis.