HarianLampung.co.id – Sudibyo Alimoeso, Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI), menyoroti pentingnya mencegah pernikahan dini untuk mengurangi kasus stunting di Indonesia. Menurutnya, angka remaja yang melahirkan masih tinggi, terutama di daerah-daerah dengan angka pernikahan dini tinggi, yang juga memiliki kasus stunting yang tinggi. Oleh karena itu, perhatian lebih perlu diberikan agar para remaja tidak menikah terlalu dini.
Pernikahan dini dapat berdampak negatif, seperti kurangnya kesiapan mental remaja untuk membina rumah tangga dan risiko stunting pada anak yang dilahirkan. Kehamilan di usia di bawah 20 tahun atau diluar aturan pemerintah berisiko tinggi menyebabkan stunting. Oleh karena itu, edukasi kepada remaja tentang pentingnya menempuh pendidikan dan tidak menikah terlalu dini sangat diperlukan.
Selain itu, Sudibyo juga menekankan pentingnya konsumsi tablet tambah darah dan pola hidup sehat bagi remaja putri untuk mengurangi anemia dan mencegah stunting. Dengan menerapkan pola hidup sehat dan peduli terhadap kesehatan reproduksi sejak dini, kita dapat berinvestasi dalam menciptakan generasi yang sehat dan cerdas di masa depan.
Untuk menyosialisasikan edukasi pencegahan pernikahan dini dan pola hidup sehat bagi remaja, kerjasama antara berbagai pihak seperti sekolah, komunitas, dan rekan sebaya sangat diperlukan. Sudibyo menegaskan bahwa upaya ini harus dilakukan secara bersama-sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan remaja di Indonesia.