Sementara itu, Imlie mencoba meredakan situasi dengan mendekati Atharva, mengingatkannya bahwa nilai seseorang tidak seharusnya ditentukan oleh status sosialnya.
Kata-kata bijak ini membuat Atharva berpikir, dan akhirnya ia mendekati Akash untuk berbicara, meluruskan pandangan hidupnya.
Namun, perjalanan pulang Akash ternyata bukanlah yang ia kira. Sebuah konfrontasi tak terhindarkan antara Akash dan Dhairya, di mana dendam dan amarah terasa mencapai puncaknya.
Situasi semakin rumit ketika Imlie dan Atharva mencapai kediaman Akash, hanya untuk menemukan kekosongan. Yang lebih mengejutkan, Dhairya terlihat tengah mengamuk, merusak setiap sudut kediaman tersebut.
Tanpa ragu, Imlie dan Atharva memasuki gedung, melawan pintu yang terkunci. Mereka berhasil masuk, dan Atharva menghadapinya – Dhairya, pria yang begitu bersemangat meruntuhkan segala yang ada.
Di sisi lain, Devika, wanita yang terperangkap dalam pusaran intrik ini, memohon pertolongan. Dhairya telah mengurungnya di dalam ruangan, dan keluhannya memecah hening malam.
Namun, seorang anak buah Dhairya merasa penasaran saat melihat arloji emas milik Devika, lantas bertanya-tanya apakah mereka juga harus mencarinya.
Namun, ambisi Dhairya tidaklah begitu sederhana. Ia ingin lebih dari sekadar mencuri harta, ia ingin memberikan pelajaran berharga pada Akash.
Adegan mencapai puncaknya ketika Imlie dan Atharva melawan segala rintangan, mendobrak pintu yang menjadi penghalang.
Saat langkah kaki mereka menginjak tanah, pertemuan dengan Dhairya tak terelakkan. Pertanyaan-pertanyaan terucap, kebingungan pun terurai.