Media Inspirasi Masa Kini
News  

Bursa Asia Dibuka Bervariasi, China Pangkas Suku Bunga Lagi

Bursa Asia Dibuka Bervariasi, China Pangkas Suku Bunga Lagi
IHSG Hari Ini

HarianLampung.co.id – Sentimen yang berkaitan dengan langkah pemangkasan suku bunga pinjaman oleh China kembali menjadi sorotan pada awal pekan ini.

People’s Bank of China (PBOC) telah memutuskan untuk memangkas suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 10 basis poin, menjadikannya sekarang berada pada angka 3,45 persen, sementara suku bunga pinjaman lima tahun tetap tidak berubah.

Tindakan pemotongan suku bunga ini ternyata di bawah ekspektasi para analis yang sebelumnya mengantisipasi pemangkasan sebesar 15 basis poin untuk kedua jenis suku bunga tersebut.

Baca Juga : Sinopsis Bhagya Lakshmi Hari Ini, Senin 21 Agustus 2023 Live di ANTV

Dampak dari keputusan ini terasa di pasar Asia-Pasifik, khususnya di luar Jepang, dengan Indeks MSCI mengalami penurunan sebanyak 0,3 persen dan mencapai level terendah baru tahun ini.

Penurunan ini menambah kerugian sebesar 3,9 persen yang terjadi selama minggu sebelumnya.

Pagi ini, bursa Hong Kong, Hang Seng, turun sebesar 1,06 persen, menambah kerugian sebesar 2 persen yang terjadi minggu lalu.

Di sisi lain, Indeks Shanghai Composite mengalami koreksi sebesar 0,48 persen, sementara di Singapura, Indeks Strait Times juga turun sebanyak 0,3 persen.

Baca Juga : Bocoran Sinopsis Kasautii Hari Ini, Senin 21 Agustus 2023

Namun, terdapat peningkatan pada bursa Jepang, dengan Indeks Nikkei 225 naik sebesar 0,95 persen. Ini terjadi meskipun minggu sebelumnya indeks ini mengalami penurunan sebesar 3,2 persen.

Tidak hanya itu, Indeks Topix juga mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen.

Sementara itu, di pasar Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan () mengalami penguatan sebesar 0,27 persen pada awal perdagangan hari ini.

Sektor mata uang juga terpengaruh oleh keputusan China ini. Yuan lepas pantai melemah dan melewati batas 7,30 per dolar AS, mencapai level terlemah dalam lebih dari sembilan bulan.

Baca Juga : Sinopsis Kasautii Hari Ini, Senin 21 Agustus 2023 Live di ANTV

Data ekonomi yang mengecewakan serta pemotongan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral kembali memberikan tekanan pada mata uang ini.

Data terbaru menunjukkan bahwa produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset di China tumbuh lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Juli.

Sementara itu, tingkat pengangguran di perkotaan juga mengalami peningkatan.

Selain itu, pasar juga mencermati kondisi pinjaman di China. Data menunjukkan bahwa pinjaman baru yang diberikan oleh bank di negara tersebut anjlok sebesar 89 persen pada bulan Juli dibandingkan bulan sebelumnya, memperburuk kekhawatiran akan kondisi ekonomi China.

Baca Juga : Jadwal RCTI Hari Ini, Senin 21 Agustus 2023: Cinta Tanpa Karena, Jangan Bercerai Bunda

Krisis di sektor properti juga masih menjadi sorotan, terutama karena risiko gagal bayar yang dihadapi oleh perusahaan properti Country Garden dan China Evergrande.

China Evergrande baru-baru ini mengajukan restrukturisasi kebangkrutan setelah dua tahun gagal membayar utangnya.

Proses restrukturisasi ini diatur berdasarkan Chapter 15 di pengadilan Amerika Serikat. Chapter 15 memberikan wewenang pada pengadilan AS untuk mengelola kasus kepailitan lintas batas yang melibatkan perusahaan asing yang sedang menjalani restrukturisasi kreditur.

Selain krisis di sektor properti, China juga menghadapi risiko dari utang yang tersembunyi. Selain utang pemerintah, terdapat juga risiko utang swasta yang semakin mengkhawatirkan.

Baca Juga : Sudah Rilis, Ini Link Baca Manga Boruto Chapter 81

Data dari Kementerian Keuangan China mengungkapkan bahwa pada April 2023, utang pemerintah di seluruh China mencapai 37 triliun yuan (sekitar USD5,1 triliun).

Namun, data ini belum mencakup jumlah utang tersembunyi yang sebenarnya.

Menurut laporan Nikkei Asia pada bulan Juni, utang yang dipegang oleh local government financing vehicles (LGFVs) mencapai 59 triliun yuan (setara USD8,25 triliun) pada akhir tahun sebelumnya.

Michael Pettis, seorang ekonom senior di Carnegie Endowment, mengomentari situasi ini dengan mengatakan, “Banyak hal yang salah dalam ekonomi China saat ini, dan tentu saja ini bukanlah suatu kebetulan.

Inilah bagaimana ketidakseimbangan sistemik dapat terjadi dengan sendirinya.

Temukan Artikel Viral kami di Google News