Baskara menunjukkan tekadnya yang luar biasa dengan rencananya untuk mendonorkan jantungnya demi menyelamatkan Sava.
Melalui pengakuan yang penuh gugup kepada seorang dokter, ia mengungkapkan bahwa Sava adalah darah dagingnya sendiri.
Sementara itu, keadaan Sava semakin merosot, detak jantungnya semakin redup, dan bahkan dokter pun kesulitan menemukan irama yang lemah tersebut.
Akhirnya, setelah melewati berbagai peristiwa dramatis, Bianca dan Baskara bersatu kembali. Namun, rasa penasaran Baskara muncul saat ia bertanya-tanya mengapa Bianca begitu mencintainya.
Di sisi lain, Nuna memutuskan untuk berbicara jujur kepada Ghani, mengungkapkan bahwa jantung yang menyelamatkan Sava adalah milik Baskara.
Semakin Menipisnya Harapan: Ghani dan Kiara Dalam Bencana
Kiara, dengan hati penuh dendam, mengetahui kebenaran kelam tentang peran Ghani dalam kematian ayahnya. Ini memicu tekad Kiara untuk menjatuhkan hukuman atas Ghani dengan mengirimkannya ke balik jeruji penjara.
Sementara itu, pertanyaan yang membingungkan muncul dalam benak Nuna: mengapa Baskara mengaku sebagai ayah Sava?
Kegelisahan melanda Ghani saat ia ditempatkan di persimpangan sulit, dihadapkan pada pilihan yang pahit: menembak Nuna atau menerima nasib tragis dengan dirinya yang menjadi sasaran tembak.
Sementara itu, Baskara memulai penyelidikan sendiri terkait kematian ayah Kiara, namun usahanya terhenti ketika Kiara menolak untuk terlibat dalam upaya tersebut.
Dengan keadaan semakin rumit dan pertanyaan yang semakin banyak, drama kehidupan para individu ini semakin meruncing, membawa kita pada serangkaian peristiwa yang akan terus mengguncang dan mempengaruhi nasib mereka.
