HarianLampung.co.id – Harga emas hari ini mengalami penurunan tajam pada akhir perdagangan Selasa, mencapai level terendah dalam tiga minggu.
Hal ini terjadi karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan terhadap logam mulia, sementara para pedagang dengan cemas menantikan data inflasi AS yang terbaru.
Penurunan Harga Emas Hari Ini
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange turun sebesar 12,10 dolar AS atau 0,62 persen, dan ditutup pada angka 1.935,10 dolar AS per ounce.
Sebelumnya, harga emas sempat mencapai titik tertinggi pada sesi perdagangan di 1.947,50 dolar AS, sementara titik terendahnya berada di 1.929,90 dolar AS.
Tren Penurunan
Pada Senin, harga emas berjangka sempat mencapai 1.947,20 dolar AS, tetapi mengalami penurunan pada Jumat sebelumnya, hanya mencapai 1.942,70 dolar AS. Pada Kamis (7/9), harga emas berjangka juga mengalami penurunan menjadi 1.942,50 dolar AS.
Penguatan Dolar AS
Salah satu faktor utama yang memengaruhi penurunan harga emas adalah penguatan dolar AS. Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sebesar 0,2 persen menjadi 104,72 pada perdagangan Selasa.
Sejak mencapai level terendah tahun ini pada bulan Juli, indeks dolar AS telah mengalami kenaikan lebih dari 4,0 persen.
Komentar dari Ahli
Michael Armbruster, Managing Partner di Altavest, mengungkapkan, “Penguatan dolar menjadi hambatan bagi emas, dan tren imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang yang terus naik juga memengaruhi harga emas.
Kami memandang emas dengan optimisme dalam jangka panjang, namun saat ini ada dua faktor yang membatasi kenaikan harga emas.”
Faktor-Faktor Lainnya
Selain penguatan dolar AS, harga emas juga terpengaruh oleh prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan bulan November.
Investor juga menunggu dengan cemas rilis indeks harga konsumen (IHK) AS untuk bulan Agustus, yang merupakan ukuran utama inflasi.
Tekanan Terhadap Harga Emas
Prospek inflasi dan kenaikan suku bunga AS yang tinggi mengindikasikan adanya tekanan yang lebih besar terhadap harga emas dalam beberapa bulan mendatang.
Faktor-faktor ekonomi dan kebijakan moneter akan menjadi penentu utama pergerakan harga emas ke depan.
Situasi Bisnis
Sementara itu, Federasi Bisnis Independen Nasional melaporkan bahwa indeks optimisme usaha kecil turun menjadi 91,3 pada bulan Agustus dari 91,9 pada bulan Juli.
Hal ini menunjukkan ketidakpastian yang masih ada dalam situasi bisnis, menjaga angka tersebut jauh di bawah rata-rata indeks selama 49 tahun, yaitu 98, selama 20 bulan berturut-turut.
Kinerja Logam Mulia Lainnya
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan. Perak untuk pengiriman bulan Desember menguat sebesar 1,90 sen atau 0,08 persen, dan ditutup pada 23,402 dolar AS per ounce.
Sementara itu, platinum untuk pengiriman bulan Oktober terangkat sebesar 10,50 dolar AS atau 1,16 persen, dan ditutup pada 912,80 dolar AS per ounce.
Situasi harga emas yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ini akan terus menjadi perhatian para investor dan pelaku pasar dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam menghadapi ketidakpastian, pemantauan terus menerus terhadap berita ekonomi dan peristiwa global akan menjadi kunci untuk membuat keputusan investasi yang cerdas.