HarianLampung.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2024 sebanyak 2.302.543 juta formasi.
Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpanrb) Muhammad Azwar Anas setelah pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Jumlah Formasi dan Kebutuhan Instansi Pusat rekrutmen seleksi CPNS PPPK
Menurut Anas, dari total formasi yang dibuka pada tahun 2024, sebanyak 429.183 formasi akan dialokasikan untuk instansi pusat.
Rinciannya mencakup CPNS fresh graduate atau CPNS umum sebanyak 207.247 formasi, CPNS dosen 15.460 formasi, dan tenaga guru, tenaga kesehatan, serta tenaga teknis sebanyak 191.787 formasi.
PPPK untuk Tenaga Guru, Tenaga Kesehatan, dan Tenaga Teknis
Anas menekankan bahwa PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) akan mendapatkan 221.936 formasi untuk tenaga guru, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis.
Sementara itu, kebutuhan instansi daerah jauh lebih besar dibandingkan dengan instansi pusat, mencapai 1.867.333 formasi.
Hal ini disebabkan oleh jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah yang lebih tinggi 70% dibandingkan dengan ASN di pusat.
Detail Kebutuhan Instansi Daerah
Kebutuhan formasi untuk instansi daerah terdiri atas CPNS Fresh Graduate atau CPNS umum sebanyak 483.575 formasi, tenaga teknis 483.575 formasi, dan PPPK sebanyak 1.383.758 formasi.
Anas menyoroti bahwa kebutuhan terbesar berada pada kategori tenaga guru, dengan jumlah mencapai 419.146 formasi. Disusul oleh tenaga kesehatan sebanyak 417.196 formasi dan tenaga teknis sebanyak 547.416 formasi.
Penataan Tenaga Non-ASN dan Undangan untuk Anak Muda
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menyatakan komitmen untuk menyelesaikan penataan tenaga non-ASN atau honorer sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN.
Beliau menjelaskan bahwa tahun ini, rekrutmen sebanyak 1,6 juta formasi yang belum diangkat sebagai PPPK akan dilakukan.
Formasi tersebut akan dialokasikan untuk guru, dosen, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis sesuai dengan kebutuhan.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengundang anak muda untuk turut serta dalam pengabdian kepada negara.
Menurutnya, pemerintah memerlukan talenta muda untuk menghadapi disrupsi teknologi yang berkembang pesat.
Pemerintah ingin melibatkan para pembelajar muda yang terampil dari berbagai disiplin ilmu untuk mendukung pelayanan publik berbasis digital, meningkatkan efisiensi birokrasi, dan mendorong peningkatan kinerja serta akuntabilitas pemerintah.