HarianLampung.co.id – Bandarlampung (ANTARA) – Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung melaporkan bahwa bahasa ibu di provinsi ini tengah menghadapi ancaman kepunahan dalam kurun waktu 36 tahun ke depan.
Menurut Ketua Kober Lampung, Alexander GB, hasil riset dari pakar sosiolinguistik, Prof. Hasyim Gunawan (1984), menunjukkan bahwa Bahasa Lampung diprediksi akan punah dalam tiga generasi, yang artinya 75 tahun setelah tahun 1984.
Data dari Badan Bahasa Kemendikbudristek pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 139 bahasa daerah di Indonesia terancam punah, termasuk Bahasa Lampung.
“Kini, bahasa Lampung menjadi bahasa minoritas di provinsinya sendiri,” ujar Alexander.
Berbagai faktor menjadi penyebab kepunahan bahasa Lampung, seperti multikulturalisme di Provinsi Lampung yang menyebabkan adanya enam bahasa yang berkembang di daerah ini. Selain itu, sikap pasif generasi muda terhadap bahasa ibu juga menjadi faktor penting.
Alexander menjelaskan bahwa kepunahan sebuah bahasa tidak hanya berdampak pada hilangnya penutur bahasa, tetapi juga kehilangan nilai-nilai dan warisan budaya yang melekat pada bahasa tersebut.
Yayasan Rumah Kebudayaan Kober berkomitmen untuk melestarikan Bahasa Lampung sebagai bagian dari warisan budaya Lampung. Melalui bahasa, nilai-nilai dan tradisi Lampung dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Untuk itu, Kober Lampung bekerja sama dengan Kemendikbudristek RI untuk menyelenggarakan program Festival Seni Bahasa Lampung ‘Menatap Tubuh Bahasa’ pada 22-28 Juli 2023-2024. Program ini bertujuan untuk merevitalisasi bahasa ibu melalui berbagai bidang seni dan budaya, seperti teater, sastra, dan musik klasik berbahasa Lampung.
Alexander menyatakan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk melibatkan kognisi penutur, tetapi juga aspek emosi dan tubuh dari bahasa itu sendiri. Metode yang komprehensif ini diharapkan dapat membantu dalam upaya familiarisasi bahasa Lampung.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjadikan Taman Budaya Lampung sebagai ruang revitalisasi bahasa ibu. Taman Budaya Lampung diharapkan dapat menjadi tempat yang menyenangkan dan partisipatif dalam proses melestarikan bahasa ibu.