HarianLampung.co.id – Dalam upaya menghadapi tantangan musim tanam yang terganggu akibat cuaca ekstrem, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung menetapkan target luas tanam program tumpang sisip padi sebesar 4.500 hektare.
Kepala Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, menyatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari El Nino yang terjadi tahun lalu. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah penambahan areal tanam dengan menerapkan program tumpang sisip.
Dengan mendapatkan benih dari pemerintah pusat, target luas tanam ini akan disesuaikan dengan lahan yang telah ditentukan. Jika berhasil, program ini akan diperluas ke wilayah lain di Lampung.
Proses tumpang sisip dilakukan dengan menanam padi di lahan perkebunan, terutama di antara tanaman seperti sawit dan karet dengan jarak tanam 2-3 meter. Jenis padi yang digunakan adalah varietas padi gogo, yang dikenal tahan kekeringan dan cocok untuk tumpang sisip.
Selain untuk meningkatkan luas tanam, program tumpang sisip juga bertujuan untuk mengantisipasi musim kemarau. Penanaman padi ini akan dilakukan di sembilan kabupaten di Lampung, termasuk di Kabupaten Tanggamus, Pesawaran, dan Waykanan.
Dari target luas tanam sebesar 4.500 hektare, saat ini telah terealisasi sebanyak 1.612 hektare. Diharapkan, langkah ini dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian di Lampung selama periode ini.
Dengan demikian, upaya Dinas KPTPH Provinsi Lampung dalam menerapkan program tumpang sisip padi sebagai solusi menghadapi tantangan musim tanam yang tidak menentu akibat perubahan iklim semakin menunjukkan hasil yang positif.