Baginya, keberpihakan pada petani lokal harus diutamakan agar industri gula nasional tetap bertahan.
“Saya menolak impor tanpa data yang akurat, tanpa roadmap yang jelas, apalagi kalau impor tersebut datang saat panen petani tebu kita,” jelas Rieke dalam unggahannya.
Tak hanya itu, Rieke juga menceritakan pengalaman tak mengenakkan saat ia dikritik keras oleh pendukung kebijakan impor gula.
Meskipun sempat mendapatkan tekanan, ia tetap berkomitmen mempertahankan sikapnya demi melindungi kepentingan petani.
Baca Juga : Viral Video Tarian India di Acara STQ Lombok Timur, Netizen Ramai Menghujat
“Aku hanya bisa berdoa dalam hati, memohon perlindungan dari Tuhan,” ungkapnya dengan haru.
Setelah penetapan tersangka terhadap Tom Lembong, Rieke mengungkapkan bahwa penantian panjang untuk keadilan bagi petani tebu akhirnya terjawab.
Ia merasa bahwa kasus ini bukan hanya soal Tom seorang diri, tetapi juga menyangkut banyak pihak yang ikut andil dalam kebijakan impor tersebut. Rieke berharap semua pihak yang terlibat bisa diungkap dan diadili.
“Doa orang yang teraniaya akhirnya dijawab. Tapi, apa hanya Tom? Bagaimana dengan yang ikut setuju dan mendukung kebijakan impor gula mentah ini? Buka saja semua!” tulisnya menutup.
Baca Juga : Manfaat Pisang Kepok untuk Kesehatan dan Cara Mengonsumsinya dengan Benar
Penetapan Tom Lembong sebagai tersangka korupsi dalam kasus impor gula menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap kebijakan impor yang berdampak langsung pada sektor pertanian dan perekonomian dalam negeri.
Bagi Rieke dan para petani tebu, ini adalah langkah penting menuju keadilan yang telah lama dinantikan.