HarianLampung.co.id – Dalam Kuliah Umum di Institut Teknologi Sumatera (Itera) di Provinsi Lampung, Selasa, disampaikan bahwa perubahan cepat di dunia kerja membutuhkan keseimbangan antara hard skill dan soft skill agar dapat bersaing. Menurutnya, tenaga kerja di Indonesia perlu menguasai dan memperkuat soft skill untuk menghadapi tantangan kerja di era digital. Karena saat ini, pelatihan lebih banyak berfokus pada hard skill.
Kementerian Ketenagakerjaan sedang merancang strategi lima hingga sepuluh tahun ke depan untuk memberikan masukan kepada perguruan tinggi dalam mengubah kurikulum mereka agar lebih memperkuat soft skill. Pembekalan karakter, keterampilan, dan semangat generasi muda memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Perguruan tinggi bertugas mempersiapkan lulusan yang kompeten, sementara Kementerian Ketenagakerjaan bertanggung jawab menyediakan pelatihan berbasis hard skill.
Namun, Kementerian Ketenagakerjaan juga sedang mempertimbangkan pembinaan soft skill sebagai bagian dari program pelatihan tenaga kerja. Hal ini masih dalam tahap kajian, yang berarti bahwa pembinaan soft skill juga perlu diberikan saat pelatihan tenaga kerja. Jadi, ke depannya, dunia kerja membutuhkan keseimbangan antara hard skill dan soft skill untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang semakin kompleks.