HarianLampung.co.id – Dalam upaya mencegah peningkatan kasus demam berdarah, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung terus meningkatkan surveilans. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kasus DBD lebih awal dan memberikan respons cepat untuk penanggulangan dan pencegahan kejadian luar biasa.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli, penguatan surveilans membantu dalam mengetahui potensi penyebaran kasus DBD lebih awal. Dengan melakukan pemeriksaan angka bebas jentik per kecamatan atau daerah, dapat membantu dalam mendeteksi kasus secara lebih efektif.
Selain itu, pendistribusian logistik dari alokasi APBN dan APBD ke seluruh dinas kesehatan kabupaten serta kota juga dilakukan untuk mendukung deteksi dini infeksi dengue. Setelah melakukan pemetaan kasus dan penyidikan epidemiologi, petugas kesehatan melakukan sosialisasi untuk pencegahan kasus DBD yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Edwin juga menekankan pentingnya deteksi dini oleh petugas surveilans untuk meminimalisasi risiko kematian akibat DBD. Dengan mendeteksi, mencegah, dan menangani kasus secara dini, dapat mencegah terjadinya kematian akibat DBD.
Data terbaru dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD pada Januari 2025 mencapai 1.839 orang, dengan tingkat insidensi sebesar 19,31 per 100.000 penduduk dan tingkat case fatality rate (CFR) sebesar 0,54 persen. Tingkat angka bebas jentik masih sebesar 82,22 persen.
Dalam rangka mencegah penyebaran DBD, Dinkes Lampung gencar melakukan fogging dan mendorong rumah sakit untuk melaporkan penanganan DBD secara rutin. Polisi di Pesisir Barat juga turut serta dalam upaya pemberantasan nyamuk penyebab DBD melalui fogging.
