Harian Lampung Co Id – Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial menunjukkan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan mati dalam jumlah besar.
Kejadian ini diduga akibat limbah industri yang mencemari perairan di wilayah Bontang Lestari dan Santan Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Fenomena ini menimbulkan keprihatinan dari masyarakat, terutama para nelayan yang menggantungkan hidup mereka dari hasil laut.
Nelayan Alami Kerugian Besar Akibat Ikan Mati
Seorang nelayan bernama Masbudi menjadi salah satu korban yang terdampak parah.
Ia mengaku menangkap ikan di perairan dangkal sekitar Bontang Lestari dan Santan Ilir, namun betapa terkejutnya ia saat melihat ikan hasil tangkapannya mati sebelum sempat dijual.
“Ini bukan pertama kalinya. Selama dua tahun terakhir, kami sering menghadapi pencemaran yang menyebabkan ikan-ikan mati dan hasil tangkapan kami berkurang drastis,” ujar Masbudi.
Kerugian yang dialami nelayan semakin besar dari waktu ke waktu.
Dalam kasus terbaru ini, sekitar 50 ton ikan yang telah ditangkap ditemukan mati, menyebabkan nelayan kehilangan pendapatan yang signifikan.
Dugaan Penyebab: Limbah Industri yang Mencemari Perairan
Masbudi dan nelayan lainnya menduga pencemaran ini berasal dari limbah yang dibuang oleh perusahaan pengolah kelapa sawit ke sungai yang bermuara ke laut.
Limbah tersebut diduga mengandung bahan kimia berbahaya yang merusak ekosistem laut dan menyebabkan ikan-ikan mati.
Pencemaran air laut akibat limbah industri bukanlah isu baru.
Kasus serupa pernah terjadi di beberapa wilayah Indonesia, di mana aktivitas industri yang tidak terkontrol merugikan lingkungan dan ekonomi masyarakat setempat.
Nelayan Mengadu ke Media Sosial, Meminta Tindakan Pemerintah
Tak tahu harus mengadu ke mana, Masbudi akhirnya memutuskan untuk mengunggah kejadian ini ke media sosial Facebook.
Dalam unggahannya, ia berharap agar pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah ini sebelum dampaknya semakin meluas.
“Tolong pemerintah segera bertindak cepat karena ini tempat kami mencari nafkah. Selain membuat ikan-ikan kami mati, bau tak sedap dari limbah juga mengganggu kehidupan sehari-hari kami,” keluh Masbudi.